Senin, 18 November 2019

Pakaian Keseharian Betawi

Pakaian Keseharian Pria

pakaian keseharian pria betwai
Pakaian keseharian adalah pakaian yang sering atau biasa dipakai oleh masyarakat Betawi dalam kehidupan sehari – hari. Pada pakaian keseharian pria ini, pakaian adatnya terdiri atas baju koko atau sebutan lainnya adalah sadariah, celana komprang dengan ukuran tanggung, kemudian menggunakan sarung yang digulung lalu diikatkan pada bagian pinggangnya, memakai sabuk hijau, dan peci yang berwarna merah.
Di bawah ini adalah penjelasan singkat mengenai masing-masing pakaian keseharian pria Betawi pada umumnya.
  • Pakaian Adat Betawi seperti Baju Koko (Sadariah)

Pakaian Adat Betawi seperti Baju Koko
Baju koko Betawi memiliki nama sendiri yang cukup familiar yaitu sadariah. Sadariah sendiri mempunyai model yang hampir sama dengan baju koko pada umumnya yang beredar di pasaran. Yang membedakan di antara keduanya sangatlah sedikit yaitu pada sadariah tidak terdapat motif. Sadariah yang merupakan pakaian adat dari betawi ini tidak memiliki beberapa campuran warna. Karen ahanya memiliki satu pilihan warna saja dan kesannya polos. Baju sadariah ini hanya diperuntukkan bagi pria betawi yang sudah atau sering dipanggil dengan sebutan abang.
  • Pakaian Adat berupa Celana dari Batik

Celana dari kain batik ini merupakan celana kolor atau celana yang memiliki karet di bagian pinggangnya. Celana kolor merupakan atribut kedua dalam pakaian adat betawi untuk keseharian para pria. Bentuk dari celana ini adalah panjang yang hanya sampai pada bagian bawah lutut saja (tanggung) dan motifnya dari batik yang tidak terlalu ramai. Warna – warna kain yang biasanya digunakan dalam membuat celana kolor khas pria Betawi ini adalah warna hitam, putih, dan juga cokelat.
  • Selendang atau sorban

Selendang
Selendang atau sorban merupakan atribut ketiga dalam pakaian keseharian pria betawi. Selendang khusus pria betawi ini juga sering disebut dengan istilah sarung atau sorban. Akan tetapi, sorban tersebut bukanlah sorban yang biasanya dipakai di bagian kepala. Namun, cara pakainya yaitu kain dilipat kemudian diletakkan pada pundak atau dikalungkan di bagian leher pria betawi.
  • Aksesoris Pakaian adat berupa Peci atau Kopya

Hampir sama dengan penutup kepala yang berwarna hitam yang sering dipakai oleh orang – orang beragama Islam untuk beribadah atau menjalankan ibadah sholat di Indonesia. Sementara itu, di betawi peci atau yang sering juga disebut kopyah biasanya dipakai oleh para pria untuk keseharian mereka.
Peci atau kopyah orang betawi biasanya memang berwarna hitam, akan tetapi ada juga yang berwarna merah atau terbuat dari bahan beludru.

Pakaian Keseharian Wanita

Untuk pakaian keseharian wanita, orang-orang Betawi menggunakan pakaian yang terdiri dari baju kurung yang berwarna mencolok atau terang, kemudian menggunakan selendang yang sama dengan baju kurung, bawahannya menggunakan kain batik yang bermotif geometris, dan ditambah kerudung yang fungsinya untuk menutup kepala. Berikut ini adalah penjelasan mengenai atribut – atribut dalam pakaian adat keseharian wanita suku betawi yang dapat kamu simak.
  • Pakaian Adat Betawi Baju Kurung

Pakaian Adat Betawi Baju Kurung
Baju kurung merupakan salah satu atribut pertama bagian dari pakaian adat keseharian wanita suku betawi. Biasanya baju kurung ini memiliki lengan yang pendek. Warna kain yang digunakan untuk membuat baju kurung ini dengan pilihan warna-warna yang terang dan juga mencolok. Meskipun saat ini banyak para desainer yang mengikuti perkembangan jaman dengan menggunakan berbagai macam warna dalam membuat baju kurung. Banyak orang juga menambahkan saku untuk memudahkan menyimpan sesuatu yang kecil di bagian depan baju.
  • Kain Sarung Motif Batik

Kain Sarung Motif Batik
Atribut selanjutnya adalah yang sering disebut dengan nama kain sarung batik. Biasanya kain sarung ini dipakai untuk menutup tubuh yang bagian paling bawah, juga bisa digunakan untuk menutup kepala. Warna-warna yang digunakan dalam kain sarung batik ini adalah warna – warna yang cerah dan pastinya memiliki motif geometri. Kadang warna sarung yang dipakai biasanya akan disesuaikan dengan baju kurung yang sedang seseorang pakai.
  • Pakaian Adat Berupa Kerudung

Pakaian Adat Berupa Kerudung
Selain memakai kain sarung batik, para wanita betawi juga menggunakan kerudung untuk menutup kepala mereka. Kerudung yang digunakan itu menyerupai kain selendang yang dipakai perempuan dan biasanya perempuan – perempuan muda yang sering memakainya. Cara memakai kerudung ini sangat mudah yaitu hanya dengan diletakkan di kepala tanpa mengaitkan sisi – sisinya dengan menggunakan peniti. Bila kamu ingin melihat cara memakainya maka kamu bisa melihatnya ketika ada kontes abang dan none yang sering di adakan di Jakarta. Warna yang dipakai untuk kerudung ini juga biasanya disesuaikan dengan warna baju kurung yang akan dikenakan.
  1. Pakaian Adat Betawi Resmi (untuk Bangsawan)

Pakaian Adat Betawi Resmi
Pakaian adat ini dahulunya merupakan pakaian adat yang resmi dan yang hanya dipakai oleh para demang. Akan tetapi, saat ini pakaian tersebut sekarang bernama baju ujung serong yang telah resmi dipakai oleh para PNS dan dijadikan pakaian resmi PEMDA DKI Jakarta. Mereka memakai pakaian resmi tersebut hanya dihari-hari tertentu saja. Pakaian Ujung serong ini terdiri dari beberapa pakaian juga yaitu sebagai dalamannya adalah kemeja putih, batik geometris yang dipakai di pinggang sebatas lutut, jas tutup yang berwarna gelap, serta celana pantolan yang warnanya seirama dengan warna jasnya.
Selain itu juga menggunakan aksesoris pelengkap yang sering digunakan yaitu kopiah atau tutp kepala, pisau raut atau senjata yang menyerupai badik yang diselipkan di bagian pinggang, jam rantai untuk hiasan di sakunya, kuku macan, serta sepatu pantopel sebagai alas kakinya. Itu adalah ulasan mengenai baju ujung serong yang di pakai oleh para bangsawan Betawi Pria. Sementara untuk wanita, jenis bajunya sama dengan baju yang dipakai keseharian yaitu baju kurungm selendang, kerudung, kain batik, dan ditambah oleh beberapa aksesoris atau perhiasan dari emas, yaitu kalung, gelang, giwang, dan cincin.

Pakaian Pengantin Adat Betawi

Pakaian Pengantin Adat Betawi
  • Pakaian Pengantin Pria

Orang Betawi yang masih memegang teguh adat budaya hingga sampai saat ini, pasti dalam setiap upacara pernikahan mereka masih menggunakan pakaian khusus pengantin adat Betawi. Pakaian adat tersebut merupakan salah satu bentuk akulturasi beberapa kebudayaan yang nyata, antara lain, kebudayaan Tionghoa, Kebudayaan Arab, dan Kebudayaan Melayu.
Untuk pengantin pria, biasanya menggunakan pakaian adat Betawi seperti dandanan care haji. Dandanan Care Haji maksutnya adalah berupa jubah besar dengan warna yang cerah (biasanya menggunakan warna merah) dan menggunakan perhiasan benang berwarna keemasan, celananya panjang berwarna putih, di dalam jas (bagian dada) memakai selendang, serta memakai topi khusus dari sorban yang fungsinya sebagai penutup kepala. Sehingga dengan penggunaan model pakaian ala dandanan care haji tersebut, dapat kita lihat bahwa nilai-nilai budaya Arab sangat kental di dalamnya.
  • Pakaian Pengantin Wanita

Baju pengantin wanita khas Betawi ini memiliki nama dandanan care none pengantin cine. Sangat berbeda dengan pakaian yang dikenakan oleh pengantin pria yang kental dengan budaya Arab, pakaian penganti wanitanya justru sarat akan nilai-nilai budaya Tionghoa. Baju pengantin wanita adat betawi ini terdiri dari blus yang berwarna cerah dan bahannya dari kain satin, rok berwarna gelap (rok kun), serta hiasan kepala semacam kembang goyang yang bermotif burung hong.
Selain itu, pada bagian kepalanya terdapat hiasan sanggul palsu yang lengkap dengan cadar di bagian wajahnya. Selain itu ada juga hiasan bunga melati yang diikatkan pada sisir atau ronje yang dipakai dengan hiasan lain seprti gelang listring, kalung lebar, manik-manik untuk menghias dada, dan alas kakinya adalah sandal selop yang modelnya seperti perahu.
Selain pakaian adat, masih banyak sekali kebudayaan-kebudayaan betawi yang juga bisa kamu pelajari seperti ondel-ondel misalnya. Ondel-ondel merupakan ikon kota Jakarta dan merupakan salah satu jenis kesenian dalam bentuk pertunjukkan yang di tampilkan dalam pesta-pesta rakyat atau masyarakat betawi pada umumnya. Ondel-ondel ini biasanya berupa boneka yang sangat besar dan tingginya kira-kira mencapai 2,5 meter dengan diameter sekitar 80 cm. Boneka ondel-ondel terbuat dari anyaman bambu. Anayaman bambu tersebut telah dipersiapkan sedemikian rupa sehingga ketika dipikul dari dalam sangat mudah. Wajahnya berupa topeng dengan rambut di kepalanya yang terbuat dari ijuk kelapa. Biasanya wajah dari ondel-ondel ini adalah laki-laki dan di cat dengan menggunakan cat yang berwarna merah serta memakai pakaian dengan warna yang gelap. Sementara untuk yang wanita, wajahnya dicat menggunakan cat yang berwarna putih dan memkaia pakaian yang berwarna terang.
Selain ondel-ondel, budaya betawi juga tak lepas dari pengaruh bahasa yang kental di dalamnya. Bahasa yang digunakan oleh masyarakat betawi adalah bahasa melayu yang ditambah dengan unsur-unsur bahasa lain seperti bahasa sunda, bahasa cina, bahasa bali, bahasa arab, dan juga berbagai bahasa dari Eropa terutama portugis dan belanda. Bahasa yang ada di Betawi ini berkembang secara alami sehingga tidak ada struktur baku yang jelas untuk membedakannya dengan bahasa Melayu. Meskipun juga ada unsur linguistik yang dipakai sebagai ciri khasnya.
Di Betawi juga ada seni Budaya Tari yaitu beberapa tari tradisional yang menjadi khas daerah tersebut. Beberapa Tarian daerah yang ada di betawi adalah tari topeng betawi, tari yapong, tari cokek, tari lenggang nyai, dan tari japin. Yang pertama adalah tari topeng betawi merupakan paduan beberapa aspek seperti aspek tari, aspek musik, dan aspek teater. Biasanya tari topeng ini dipentaskan untuk memeriahkan sebuah pesta-pesta penting seperti pernikahan dan khitanan. Yang kedua adalah tari yapong merupakan sebuah tarian yang menggambarkan kegembiraan dengan gerakan yang dinamis dan juga erotis. Yang ketiga adalah tari cokek, merupakan suatu tari klasik khas betawi yang sangat kental dengan budaya etnik cina. Yang keempat adalah tari lenggang nyai, merupakan tarian yang menggambarkan seseorang berhasil keluar dari pernikahan yang merenggut kebebasannya. Dan yang terakhir adalah tari Japin, merupakan sebuah tarian hasil adaptasi dari tari Zapin yang dipengaruhi oleh kebudayaan arab dan melayu.
Bagi yang menyukai atau pecinta alat musik tradisional, maka di betawi ini juga memiliki alat musik tradisional yang khas. Alat-alat musik tersbeut seperti tanjidor, marawis, keroncong, dan gambus. Selain itu, terdapat juga makanan khas betawi seperti asinan betawi, soto betawi, ayam sampyok, sayur babanci, soto tangkar, bandeng pesmol, nasi ulam, dan juga nasi kebuli.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar